Minggu, 25 Mei 2014

[Sinopsis] DOCTOR STRANGER Episode 6 Bagian 1


Episode sebelumnya, setelah melihat video Jae Hee di Tahanan Kriminal Utara. Soo Hyun pun menyadari ia pernah melihat seorang dokter yang wajahnya mirip Jae Hee. Soo Hyun dan Hoon langsung merapat ke RS cabang, mencari Dr Han Seung Hee yang wajahnya mirip Song Jae Hee, kekasih Hoon. Namun Seung Hee tidak berada di tempat, Soo Hyun pun mengajak Hoon ke rumah ibunya. Sebab Seung Hee tinggal bersama ibunya. Mereka berdua pun melangkah pergi.


Tiba-tiba Han Seung Hee muncul dan memanggil nama Soo Hyun. Hoon dan Soo Hyun kaget. Mereka berdua menoleh ke sumber suara. Han Seung Hee berjalan mendekat, ia bertanya apa yang membawa Soo Hyun ke sini malam-malam begini.


Hoon terperanjat melihat Seung Hee, ia berjalan perlahan mendekati Seung Hee sambil menggumam nama Jae Hee. Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata melihat mereka dari lantai atas RS. Jin Soo bersembunyi, mengawasi Seung Hee yang bertemu dengan Hoon.

~Flashback~


Jin Soo menodong pistol ke kepala Seung Hee. Seung Hee tanpa takut menyuruh Jin Soo membunuhnya saja. Jin Soo mencibir apa Seung Hee pikir ia tidak bisa membunuhnya?

Seung Hee menatap tajam Jin Soo tanpa berkedip “Hanya ada kematian bagi mereka yang tidak menyelesaikan tugas. Aku, Han Seung Hee, tidak takut mati demi negaraku.”


“Aku juga, aku hanya takut kalau aku tidak bisa menyelesaikan misi kita.” Telunjuk Jin Soo mulai menarik pelatuk, ia berpegang teguh dengan prinsipnya. Seung Hee pun menutup mata. Ia pasrah, saat ini mati pun tidaklah menjadi masalah. Namun Seung Hee kembali membuka matanya dan meminta Jin Soo membiarkannya bertemu dengan Hoon. Jin Soo tanya jika Seung Hee bertemu dengannya, apa yang akan ia lakukan?


“Aku Han Seung Hee.”

“Itu benar!” teriak jin Soo. “Han Seung Hee. Aku yang membuatmu menjadi Han Seung Hee.” (apa maksud Jin Soo ya, jangan-jangan benar Han Seung Hee itu Jae Hee yang mengalami amnesia.)

“Park Hoon akan melihatku sebagai Song Jae Hee. Sebelum tim bedah Perdana Menteri diputuskan, aku akan tetap sebagai Han Seung Hee. Setelah itu, aku akan menjadi Song Jae Hee. Bukankah itu rencana kita dari awal? Jika kau tidak percaya padaku, tembak aku kapan saja.” Ujar Seung Hee tanpa takut

~Flashback End~



Jin Soo menatap tajam ke arah Seung Hee di depan RS, kata-kata Seung Hee berbekas di ingatannya. “Kau harus membuat pilihan, temanku Cha Jin Soo.” Jin Soo menatap jarinya yang puntung dan kembali mengingat saat ia di siksa oleh rekannya karena gagal melakukan tugas ( kehilangan Hoon saat di Budapest ).

~Flashback~


Jin Soo tertunduk lemas di kursi pesakitan. Ia di siksa habis-habisan oleh pihaknya sendiri karena gagal menjalankan misinya. Tubuhnya berlumuran darah, badannya penuh dengan luka bekas pukulan. Jin Soo berusaha membela dirinya, bukan dia yang menyebabkan Hoon kabur.

Atasannya yang memakai seragam lengkap kemiliteran, sepertinya Jendral. Tidak percaya begitu saja, bagaimana bisa b*j*ng*n Park Hoon itu bisa lari dengan mudahnya. Jin Soo mengatakan dengan jujur ia tidak tahu. Ia tidak pernah tahu b*j*ng*n itu bisa. Jin Soo berhenti berbicara karena sama saja ia mengatakan pembelaan buat diirnya, toh atasannya tak percaya begitu saja dengan perkataannya. Atasannya memberi kode kepada pria berseragam di depannya untuk bertindak. Supaya Jin Soo bisa membuka mulutnya.



Pria berseragam yang itu pun mengambil sebuah gunting tua. Melihat itu, Jin Soo berteriak memohon atasannya jangan melakukan itu. Namun gunting itu sudah terarah ke jari telunjuknya. Atasannya kembali bertanya apa yang kau terima setelah membiarkan dia lari? Jin Soo bersumpah, ia tidak melakukan hal seperti itu.


“Katakan!” Jin Soo yang sudah bersumpah ia tidak melakukan hal seperti itu pun memilih diam. Jin Soo menjerit menahan rasa sakit di jarinya. Darah menetes ke tanah, jari Jin Soo perlahan-lahan di gunting sembari menunggu jawaban yang keluar dari mulut Jin Soo.

“Ayo katakan, pengkhianat!” Teriak sang atasan


“Jayalah! Repulbik Demokratik Rakyat Korea. Jayalah!” teriak Jin Soo menahan rasa sakitnya. Sementara atasannya terus mendesaknya mengatakan sejujurnya. Namun Jin Soo tetap pada prinsipnya, ia terus berteriak  “Jayalah Republik Demoktaris Rakyat Korea!”

~Flashback End~


Jin Soo masih memegang jari telunjuknya yang puntung. Semuanya gara-gara Park Hoon sehingga ia kehilangan kesempurnaan jari telunjuknya. Ia menatap Hoon penuh kebencian. Lalu mengeluarkan sebuah pistol kemudian mengatakan Jayalah Republik Demokratis Rakyat Korea. Jin Soo turun ke bawah dengan membawa pistol di tangannya. Ia memanggil Park Hoon dengan penuh kebencian lalu melepaskan  tembakannya ke arah Hoon. Dua kali tembakan membuat Hoon terjatuh. Soo Hyun langsung mendekat, ia shock melihat Hoon sudah tak bernyawa lagi. Tangannya gemetaran, tak sanggup menyentuh Hoon. Dan ternyata semua itu adalah imajinasi spektakuler Jin Soo saja. Ia masih mengawasi Hoon dari lantai atas.


Hoon yang sudah berada di depan Seung Hee bertanya apa Jae Hee memotong rambutnya. Seung Hee berpura-pura tidak tahu maksud Hoon, ia meminta penjelasan Soo Hyun. Hoon mengatakan rambut pendek sangat cocok untuk Jae Hee. Apa Jae Hee tidak mengenalinya. Seung Hee bingung dan bertanya pada Soo Hyun siapa Hoon.

Hoon dengan mata berkaca-kaca berkata “Ini aku, Hoon.” Seung Hee akhirnya menanggapi perkataan Hoon, ia pikir Hoon salah orang. Hoon mencoba meyakinkan Seung Hee namun Seung Hee menepis tangannya dan menanyakan apa maksud Hoon memanggilnya Jae Hee.

Soo Hyun pun bertanya “Dokter Han, kau tidak tahu wanita bernama Song Jae Hee?” Namun Seung malah balik tanya siapa Song Jae Hee. Hoon tampak sedih, ia pun mengeluarkan gelang merah yang ia temukan saat memeriksa ibu Soo Hyun.


“Ini. kau tidak tahu? Ya, ini gelang punyamu. Aku membuat ini untukmu di hari pertama kali kita bertemu.”

“Kenapa kau punya itu?”

“Apa maksudmu?”

“Ini sama dengan yang aku buat untuk ibu Dokter Oh. Tapi kenapa ada di dirimu?”

“Ini gelang yang aku buat untukmu.”

“Ini sama dengan yang kubuat untuk mendingan ibu Dr Oh.” Seung Hee menarik paksa gelang itu, akhirnya gelangnya putus terbagi menjadi dua bagian. Setengah masih di tangan Hoon, dan setengahnya lagi sudah di tangan Seung Hee. Seung Hee terlihat kesal. Ia kembali menanyakan siapa orang ini kepada Soo Hyun. Soo Hyun mengatakan Hoon yang melakukan operasi pada ibunya. Seung Hee tampak tak percaya Hoon adalah seorang dokter. Lalu kenapa Hoon punya sesuatu yang milik pasien. Soo Hyun menanyakan pada Hoon apa benar yang Seung Hee katakan. Dengan mata berkaca-kaca Hoon menatakan ia membuat gelang ini untuk Jae Hee. Seung Hee tak tahan lagi, ia meminta Hoon hentikan omong kosong ini. Lalu merebut setengah bagian gelang yang Hoon pegang. 

“Jae Hee... kenapa kau...” Seung Hee tidak mempedulikan kata-kata Hoon. Ia malah mengembalikan gelang itu kepada Soo Hyun karena gelang itu ia buat khusus untuk mendiang ibu Soo Hyun. Kemudian Seung Hee meminta maaf atas kerusakan gelangnya. Seung Hee melihat ada pesan masuk di gelang yang di pakainya (kalau ga salah Samsung galaksi terbaru).  Seung Hee pun pamit undur diri tanpa mempedulikan Hoon.


Semua kejadian tadi tak lepas dari pengawasan Jin Soo, ia melihat Hoon berlari menyusul Seung Hee. Tatapan matanya menyiratkan sesuatu. Hmmm sepertinya rencana mereka berhasil.


Episode 6


Hoon berlari menyusul Seung Hee. Soo Hyun pun mengikutinya. Hoon berteriak memanggil Seung Hee dengan nama Jae Hee. Seung Hee yang sudah sampai di tangga pun menoleh. Soo Hyun menahan tangan Hoon. Lalu meminta Seung Hee terus naik saja. Seung Hee menurut. Hoon memberontak, ia terus berkata wanita itu Jae Hee.


Soo Hyun meminta Hoon berhenti, Hoon tanya apa maksud Soo Hyun menyuruhnya berhenti. Soo Hyun menegaskan wanita itu bukan Jae Hee. Namun Hoon tetap bersekukuh wanita itu adalah Jae Hee-nya. Hoon melangkah pergi namun Soo Hyun kembali menghadang langkahnya.


Seung Hee bertemu dengan Jin Soo yang tidak jauh dari tempat Hoon dan Soo Hyun berdiri. Mereka mendengar Hoon yang berteriak memanggil nama Song Jae Hee. Seung Hee memuji Jin Soo membuat keputusan yang tepat. Jin Soo mengatakan ini hanya untuk misi mereka. Seung Hee mengingatkan Jin Soo akan keputusan yang di ambilnya. Ia harap Jin Soo tidak pernah lupa itu. Jin Soo meminta Seung Hee jangan sok pintar. Lalu melangkah pergi. Seung Hee setengah menoleh melihat kepergiannya. Sepertinya ada yang di sembunyikan Seung Hee.


Sementara Soo Hyun masih menghalangi Hoon untuk bertemu dengan Seung Hee. Ia tidak mau Hoon menambah masalah lagi dengan dokter RS. Karena Hoon sudah banyak masalah. Apa yang akan Hoon lakukan jika bertemu dengan Seung Hee lagi. Hoon dengan nada tinggi mengatakan ia harus bertanya padanya kenapa dia mengabaikanku. Soo Hyun menjawab Seung Hee begitu karena dia tidak mengenal Hoon.


“Kenapa dia tidak mengenalku?”

“Karena dia bukan Jae Hee.”

“Dia bukan Jae Hee? Itik, kau juga melihat fotonya kan.” Soo Hyun teringat akan cuplikan Jae Hee yang memanggil nama Hoon. Soo Hyun juga tidak tahu. Tapi Seung Hee bilang dia bukan Jae Hee. Hoon menyanggah perkataan Soo Hyun. Itu semua hanyalah omong kosong (bualan belaka). Ia sangat yakin Seung Hee benar-benar Jae Hee. Soo Hyun mencoba menghalangi Hoon namun Hoon pun berhasil naik ke lantai atas.



Seung Hee bersama seorang pasien yang duduk di kursi roda. Pasien itu mengeluhkan kondisinya. Ia sama sekali tidak bisa tidur, sekarang pahanya seperti mati rasa. Seung Hee mengatakan ia akan meresepkan obat penghilang rasa sakit, kata-katanya terpotong begitu saja karena  tiba-tiba Hoon datang dan langsung menariknya. Ia menanyakan kenapa Jae Hee (Seung Hee) jadi seperti ini. Kenapa mengabaikannya. Jae Hee meminta permisi sebentar pada pasiennya. Lalu mengatakan pada Hoon mereka sekarang berada di rumah sakit. Jika Hoon punya sesuatu untuk dikatakan, tolong tunggu diluar saja. Seung Hee lalu menepis tangan Hoon dari lengannya.

 

“Apa kau marah karena aku tidak menemukanmu?” tanya Hoon. Seung Hee meminta tolong Hoon keluar. Namun Hoon terus berujar, ia mencoba untuk menemukan Jae Hee. Ia bahkan melakukan segalanya untuk menemukan Jae Hee. Soo Hyun hanya bisa diam mendengar kegalauan hati Hoon. Seung Hee kembali meminta Hoon cepat keluar, ia punya pasien untuk ditangani. Seung Hee hendak berlutut dan berbicara dengan pasiennya namun Hoon kembali menarik lengannya.


“Oke, baiklah. Aku minta maaf untuk semuanya. Aku salah.” Ujar Hoon
“Aku mengerti jadi tolong pergilah. Apa kau tidak lihat ada pasien yang menungguku?”
“Apa itu penting sekarang?” teriak Hoon. Seung Hee langsung menamparnya. “Kau bilang kau adalah dokter, kan? Bagi dokter, apa yang lebih penting kalau bukan pasien? Apa kau benar benar memanggil dirimu dokter?” Hoon syok di tampar seperti itu, namun ia terus mengumam nama Jae Hee. Seung Hee meminta tolong Soo Hyun mengurusi Hoon.

 

Seung Hee mendorong pasiennya dan berlalu dari hadapan Hoon begitu saja tanpa menoleh sedikit pun. Hoon masih terpaku di tempatnya, ia begitu terpukul menerima kenyataan Jae Hee (Seung Hee) tidak mengenalnya. Soo Hyun meraih baju Hoon dari belakang, ia berusaha membujuk Hoon pergi. Ia akan meminta Seung Hee meluangkan waktunya untuk Hoon. Air mata Hoon perlahan menetes keluar membanjiri wajahnya yang tampan (hihihi). Hoon pun menurut begitu saja di ajak Soo Hyun keluar tanpa melawan seperti sebelumnya. Tanpa mereka sadari Jin Soo bersembunyi di balik pilar. Jarak mereka sangatlah dekat. Ia melihat Hoon di tarik keluar oleh Soo Hyun.

Seung Hee kembali ke tempat Jin Soo bersembunyi. Mereka berdua melihat Hoon dan Soo Hyun yang berjalan keluar RS. Seung Hee mengatakan sekarang, dia tidak akan percaya kalau Song Jae Hee sudah mati. Jin Soo terlihat gembira namun wajahnya tetap seram. Rencana mereka berhasil. Ia berujar sangat menyenangkan melihat Hoon menjadi seperti orang gila.

“Dengan cara ini, kita bisa mengendalikan Park Hoon seperti yang kita rencanakan.” Tambah Seung Hee. Jin Soo bertanya “Apa kau pindah ke Rumah Sakit Myeongwoo besok?” Seung Hee menjawab Park Hoon juga akan mengikutiku karena dia akan selalu mengikuti Jae Hae kemana pun. 
“Tapi dia sudah dipecat. Oh Joon Gyu, pria itu, bukan orang yang dengan mudah mengubah keputusannya.” Ujar Jin Soo


“Jadi, kita harus meyakinkan seseorang untuk merubah keputusannya.”
Jin Soo sepertinya mempunyai ide setelah mendengar kata-kata Seung Hee.

Di lain tempat, tepatnya di Kompleks Pemerintahan Sejong. PM mengadakan rapat tertutup bersama para Mentri. Ia tampak lelah mengikuti rapat, ia membuka kaca matanya dan membersihkan matanya. Seorang Mentri mengatakan pendapatnya, ia pikir mereka perlu mendapatkan persetujuan dari Blue House untuk ini. Namun beberapa mentri lainnya langsung mengemukakan pendapat mereka, ada yang pro dan ada yang kontra.

“Kenapa kita perlu persetujuan untuk membentuk anggota Perdana Menteri?”
“Bukankah ini masalah yang sangat presiden perhatikan?”
“Hanya karena dia memperhatikan ini, apa kau bisa langsung mendapat persetujuan untuk segalanya?”


Akhirnya PM membuka suara, “Aku sudah membuat janji bertemu Presiden besok pagi. Jadi aku akan bertanya pada beliau apa pendapatnya.” Ada beberapa Mentri yang tak suka dengan ide PM ini. Namun PM malah mengajak para Mentri membahas masalah berikutnya. Seorang Mentri yang pro sama PM meminta rapatnya di hentikan sampai di sini, ia khawatir kesehatan PM sedang tidak baik. PM mengatakan ia baik-baik saja dan kembali mengajak mereka rapat, harusnya mereka menyelesaikan sesuatu dulu dalam rapat ini.


Rapat pun selesai, PM menghantar para Mentri keluar ruangan. Dan bersalaman dengan para Mentri yang sudah bekerja keras hari ini. Mentri yang mengkhawatirkan kesehatan PM mengajak PM makan bersama. Namun ia memanggil PM dengan panggilan Hyungnim. Sepertinya hubungan mereka sangatlah dekat. PM menolak secara halus, dengan mengatakan ini sudah sangat malam. Ia harus mampir ke suatu tempat sebelum ia bertemu presiden besok pagi.

“Kau perlu membuat rencana. Kenapa kau di selidiki sekarang padahal pemilunya sudah lama berakhir?” ujar Mentri yang pro sama PM
“Mereka hanya menyuruhku mendengarkan mereka saja.”

“Beraninya dia menghancurkanmu padahal dia ada di Blue House karena mu.”
PM meminta Mentri itu berbicara perlahan, Orang-orang bisa mendengarkan apa yang ia katakan. Mentri itu tidak terima, ia masih saja berbicara seenak jidatnya. Sementara pengawal PM mendengar semuanya itu, sepertinya ia adalah mata-mata. (Kenapa juga kamera menyorot ke arahnya, loh ini kan Dr senior di Angel Eyes. Kok bisa nyasar di sini? loh udah ngerocos ke mana nih. Abaikan gals)
“Ada 50 senator ditambah 2 Anggota Majelis yang memihakmu. Tapi kau mengabaikan 52 orang itu.

 

“Semuanya, aku tahu ini pertemuan yang panjang. Tapi kalian tidak boleh mengeluh. Ayo pergi.” PM pun pergi meninggalkan mentri itu. Sepertinya PM sengaja mengakhiri pembicaraan itu, karena berada di tempat terbuka dan banyak telinga mendengarnya. Tempat di mana mereka berdiri ini tidak tepat untuk membicarakan hal sepenting itu.

PM masuk ke toilet, dua pengawal mengawasi di depan pintu toilet. Salah satunya adalah pengawal yang aNNa curigai sebagai mata-mata. Di dalam toilet, PM sedang membuang air kecil (sorry kalau kata-katanya sedikit kasar). Tiba-tiba Jin Soo mendekatinya. *Loh masuk dari mana sih nih orang*
“Ini Kompleks Pemerintah tapi kau bisa kesini, keamanan benar-benar kacau.”
“Sudah lama tidak bertemu.”

“Aku tidak menyangka kita akan bertemu seperti ini.” PM pun pergi mencuci tangannya di wastafel. Jin Soo mengatakan ada sesuatu yang harus PM bantu. PM tanya apa itu tentang Park Hoon. Ternyata benar tentang Hoon. Jin Soo meminta PM menemui Oh Joon Gyu. PM bilang itu akan sedikit sulit. Ia tidak mau terlibat. Jika orang-orang mengetahui kalau ia bertemu dengan Oh Joon Gyu, RS Myung Woo akan di diskualifikasi untuk tim operasinya.


“Jika Park Hoon tidak kembali ke Myung Woo, rencana kita akan berakhir. Itu terserah padamu.” PM langsung membuang tissu toilet dengan kasar. Ia tampak kesal dengan kata-kata Jin Soo. Tiba-tiba pengawal yang aNNa curigai itu masuk dan mengatakan Perdana Menteri, mobilnya sudah siap. PM pun mengajaknya pergi, namun PM menyadari ia ketahuan sedang berbicara dengan Jin Soo oleh pengawalnya itu.

PM keluar dari ruangan menuju mobil yang sudah menantinya. Ia melihat pengawalnya yang terlihat mencurigakan itu lewat kaca spion. Lalu mengatakan mereka mengawasi setiap gerakan kita. Apa kau pikir kita bisa bebas sebentar saja? Tae Soo mengatakan ia akan berusaha. Kemudian memandang ke kaca spion. Melihat mobil PM meluncur pergi, si pengawal pun langsung menghubungi seseorang. Tanpa ia sadari gerak-geriknya ketahuan oleh PM dan Tae Soo yang melihat aksinya dari kaca spion.


Ternyata, mata-mata itu menghubungi ajudan/orang kepercayaan Presiden. Ajudan itu pun mengabarkan kepada Presiden bahwa PM baru saja meninggalkan kantor. Presiden yang sibuk menandatangi sebuah dokumen bertanya jam berapa dia (PM) datang besok? Ajudannya menjawab jam 11:00, Presiden yang tadinya fokus sama dokumen yang di depannya pun langsung terlihat kaget. Bukannya jam 10:00? Si ajudan mendengar PM punya pertemuan sarapan dengan Komite dari Korea utara. Presiden terlihat kesal, ia menutup kasar dokumen yang di sudah habis di tanda tanganinya.
“Apa dia membuatku menunggu karena itu? Suruh dia datang pukul 10.” Perintah Presiden
“Ya, aku mengerti.”


Soo Hyun menemani Hoon minum di warung tenda. Soo Hyun menuangkan soju ke gelas Hoon yang sudah kosong. Soo Hyun tanya apa Hoon masih memikirkan kalau Dr Han itu Jae Hee? Hoon meneguk minumannya. Dan kembali meminta Soo Hyun menuangkan soju di gelasnya. Soo Hyun pikir, Dr Han itu bukan Jae Hee. Hoon tanya bagaimana itik bisa tahu itu?



“Kau bilang kalau Jae Hee selalu tersenyum. Tapi sepertinya Dokter Han tidak begitu.”
“Apa yang kau ketahui tentang itu?”

Soo Hyun membuka handphone-nya dan mengatakan ia sudah melihat foto-foto Dokter Han tapi dia tidak pernah tersenyum seperti pacarnya Hoon. Sontak Hoon langsung merebut handphone Soo Hyun namun sayang sekali. Hoo sama gapteknya kayak aNNa, ia tidak bisa mengotak atik akun SNS Seung Hee. (Ngakak)

“Bagaimana caranya?” (Sumpah wajah Hoon yang confuse itu buat ngakak). Soo Hyun pun membantu Hoon, “Klik di sini.” Hoon melihat setiap status Seung Hee. Soo Hyun tanya apa Hoon tahu orang tua Dr Han? Ada foto keluarganya di sana juga. Soo Hyun lalu mengklik bagian foto di akun SNS milik Seung Hee.


Hoon melihat foto Seung bersama orang tuanya. Foto pertama, Seung Hee terlihat cantik dengan mengenakan gaun one piece. Ia di apit kedua orang tuanya. Foto kedua, Seung bersama mengenakan baju santai di dampingi sang ayah. Namun seperti kata Soo Hyun, Seung tidak menunjukan senyuman manisnya saat bersama keluarganya. Seharusnya seseorang akan terlihat bahagia saat foto bersama kedua orang tuanya.

Setelah melihat foto Seung Hee bersama sang ayah. Hoon teringat akan ayah Jae Hee yang sekarat. Ayah Jae Hee meminta tolong kepada Hoon untuk menyelamatkan Jae Hee-nya. Hoon memandang foto Seung Hee bersama ayahnya, tentu saja wajah ayah Seung Hee berbeda dengan ayah Jae Hee. Ia mendesah tak percaya. Melihat ekspresi Hoon seperti itu. Soo Hyun langsung menebak itu bukan mereka (Jae Hee dan ayahnya).


Soo Hyun melihat foto Seung Hee bersama keluarganya. Ia tertawa kecil, ia pikir foto ini diambil pada awal bulan Mei. Melihat kedekatan Seung Hee sama keluarganya, Soo Hyun benar-benar iri padanya. Bahkan ayah Seung Hee terlihat seperti orang baik. Namun Hoon tidak mengindahkan kata-kata Soo Hyun. Ia malah mengambil soju.



Soo Hyun lalu bertanya bagaimana dengan ayah Hoon. Hoon diam saja. Ia teringat akan sang ayah sewaktu di Utara. Walaupun ayahnya tahu ia akan merenggang nyawa karena berniat melarikan diri. Namun di saat-saat terakhir hidupnya, ia tetap tersenyum manis memandang Hoon.


“Dia sudah meninggal.” Ujar Hoon menyembunyikan kesedihannya. Soo Hyun kembali bertanya bagaimana dengan ibunya Hoon? Hoon yang meneguk soju langsung terdiam. Ia kembali teringat akan kata-kata ibunya yang mengatakan kepada sang ayah lewat telpon. Ia ingin melupakan semuanya termasuk ayah dan juga Hoon. Bahkan sang ibu mengatakan ia sangat muak dengan ayah Hoon. Entah masalah apa yang terjadi dalam rumah tangga mereka sehingga ibu Hoon meninggalkan Hoon dan sang ayah begitu saja.

“Entahlah.” Jawab Hoon. Soo Hyun jadi penasaan kenapa Hoon tidak tahu keberadaan ibunya. Ia mencari tahu alasannya namun Hoon tetap mengatakan ia tidak tahu. Soo Hyun pun terdiam, ia yakin pasti ada yang Hoon tutupi tentang ibunya. Mungkin Hoon tidak ingin memberitahunya. Hoon meminta Soo Hyun menuangkan soju lagi namun botolnya sudah kosong. Soo Hyun pun memesan soju lagi.


Jae Joon dalam perjalanan pulang. Ia mencoba menghubungi Soo Hyun namun Soo Hyun terlihat mabuk dan sudah ngantuk. Ia tidak menyadari ada telpon dari Jae Joon. Entah berapa banyak yang di minum, tampang mabuknya itu cantik sekali. (hihihi) Omo, ternyata mereka sudah meminum 8 botol soju. Pantasan mabuknya berasa ampe sini. ^^



Soo Hyun tersadar dan meneguk sojunya lagi. Ia membanting gelasnya di atas meja. Dengan sedikit kesal, ia meminta Hoon lupakan saja (tentang Jae Hee). Hoon tanya lupakan apanya.


“Kau tidak bisa terus mencari.. Orang yang sudah meninggal.”
“Aku akan mencarinya sampai aku juga mati.”
“Kau sangat mencintai Jae Hee?”


Hoon tersenyum manis dan berkata “Tentu saja.” Soo Hyun merasa iri. Hoon tanya apa (yang membuat Soo Hyun iri). Soo Hyun bilang Jae Hee. Dia punya seseorang yang selalu memikirkannya, termasuk kau. Tidak peduli apa yang dia lakukan, atau di mana pun dia. Dia selalu ada di pikiran seseorang. Soo Hyun tertawa kecil dan mengatakan ia benar-benar iri.


“Bukankah kau juga punya orang seperti itu, Itik? Siapa namanya... Kepala Han dengan hidungnya seperti...” ujar Hoon sambil memperagakan hidung Jae Joon yang besar. Soo hyun tertawa menanggapi perkataan Hoon.


“Aku tidak tahu. Aku tidak yakin Jae Joon punya rasa padaku seperti perasaanmu pada Jae Hee.” Sepertinya Soo Hyun ragu akan perasaan Jae Joon. Ia dapat merasakan cinta Jae Joon padanya tidak tulus. Hoon merasa aneh ada orang yang menyukainya dengan kepribadian seperti itu. Soo Hyun tanya benarkah. Sesaat kemudian, Ia kembali bersemangat dan mengajak Hoon bersulang untuk Jae Hee yang ada di surga. Hoon membanting minumannya dan mengatakan Jae Hee tidak di surga. Kenapa? Karena Jae Hee masih hidup. Dia masih hidup, si*l*n! Hoon terlihat marah dengan kata-kata Soo Hyun.


Hoon berdiri dan berniat pergi namun karena kebanyakan minum membuat langkanya oleng. Hampir saja Hoon terjatuh namun Soo Hyun langsung berdiri menahannya. Posisi mereka seperti sedang berpelukan. Soo Hyun sekuat tenaga mendorong Hoon kembali ke tempat duduknya. Hoon kembali sadar dan menatap Soo Hyun yang nafasnya tersengal-sengal karena membantunya kembali duduk. Hoon menutup matanya dan tertunduk. Entah karena mabuk atau karena merasa bersalah sudah memarahi Soo Hyun.




Soo Hyun menatap Hoon yang sudah tertunduk. Pelan-pelan tangannya menyentuh pipi Hoon. Ia tampak sedih melihat Hoon yang terluka karena kepergian Jae Hee. Tanpa ia sadari Jae Joon berada tak jauh dari warung tenda itu. Ia melihat semuanya.


Jae Joon melihat Soo Hyun masih duduk memandangi Hoon. Akhirnya ia menelpon Soo Hyun. Soo Hyun terkejut ada panggilan masuk. Saat melihat layar telponnya. Ia langsung mengatur suaranya supaya tidak terdengar sangau.
“Ya, Jae Joon.
“Kau dimana?”
“Di rumah ibuku.”



“Sendirian?”
“Ya.”
“Seperti ada suara sedikit ribut. Apa kau dengan seseorang?” Soo Hyun terlihat panik, ia mengatakan mungkin suara TV. Lalu menjauh dari warung tenda.




Sesampainya di pinggir jalan, ia kembali memasang telpon pada telinga. Jae Joon sengaja menawarkan diri, jika Soo Hyun takut sendirian, haruskah ia pergi kesana? Soo Hyun bilang tidak usah. Jae Joon tanya apa Soo Hyun baik baik saja? Soo Hyun mengiyakan, ia hanya ingin sendirian. Jae Joon mengerti, ia meminta Soo Hyun beristirahat.


“Oke. Terima kasih.” Soo Hyun menyandarkan kepalanya di tiang listrik. Ia merasa bersalah telah membohongi Jae Hoon. Soo Hyun mengetok-ngetok kepalanya di tiang listrik. Jae Joon melihat itu, ia merasa di khianati oleh Soo Hyun. Jae Joon pun pergi meninggalkan soo Hyun. Hmmmm dari mana Jae Joon tahu Soo Hyun minum-minum di sana ya???


Hoon setengah sadar, saat membuka matanya. Seung Hee sudah ada di depannya. Awalnya terlihat samar namun saat Hoon memperhatikan baik-baik emang Seung Hee sudah ada di depannya. Hoon sepertinya mengira ia melihat Jae Hee. Seperti mimpi buat dirinya.


“Jae Hee... Sekarang aku tahu kenapa orang suka mabuk. Kau bisa melihat orang-orang yang kau rindukan. Aku merindukanmu, Jae Hee...” ujar Hoon

 



Pelan-pelan tangan Hoon meraih tangan Seung Hee. Ia menggenggam tangan Seung Hee dan mengatakan Jae Hee duduk tepat di depanku, Dokter Oh. Hoon pun kembali tertidur. Sepertinya Seung Hee merasa iba melihat kondisi Hoon. Soo Hyun pun kembali, sepertinya ia yang menghubungi Seung Hee untuk bertemu dengan Hoon namun Hoon terlanjur mabuk.


“Sepertinya dia sangat mabuk.”
“Aku pikir dia harus meminta maaf jadi aku meneleponmu, tapi dia mabuk seperti ini.”
“Tidak usah minta maaf. Tapi... apa yang harus kita lakukan dengan dia?” tangan Hoon masih menggenggam tangan Seung Hee.


Komentar :
Hmmm entahlah Jae Hee masih hidup atau tidak, aNNa tidak tahu. Tapi sejauh ini, sepertinya ada yang di sembunyikan oleh tim Utara maupun Selatan. Ibu Chang Yi yang merupakan saksi hidup, mengatakan saat Jae Hee di bawah ke tahanan kriminal, ia dalam kondisi kritis karena demam. Dalam tidurnya, ia menggigau memanggil nama Hoon. Bahkan ibu Chang Yi mendengar sakit Jae Hee bertambah parah dan menyebabkan dirinya harus merenggang nyawa (meninggal). Ya iyalah dokter di Utara yang paling handal kan udah ngungsi ke Selatan. So kalaupun Jae Hee hidup, pasti di tangani sama pihak lain mungkin RS luar negeri githu. 
Nah kita kembali lagi ke cuplikan video Jae Hee di tahanan. Di video itu, Jae Hee terlihat sehat walaupun tampilannya kucel dan kusut seperti itu.
So ada apa di balik semua ini?
Apakah Han Seung Hee itu Jae Hee yang masih hidup tapi amnesia atau seseorang yang hanya mirip saja dengan Song Jae Hee?
Hmmmm SW-nim nya daebak pisan, but aNNa jadi berharap Jae Hee masih hidup. ^^

6 komentar:

  1. ditunggu part 2 nya, gomawo.

    BalasHapus
  2. Joengmal gomawoyoo mb aNNa dah buat sinop DS ep 6,
    tp mb aNNa angel eyes jgn dilupain ya, mlm ini kan dah ep 13.
    Mb aNNa pasti bisa, Hwaiting..

    BalasHapus
  3. Part 2 ko ga bs di buka yah..?

    BalasHapus
  4. Benang merahnya makin kusut...
    Aq lebih seneng Hoon sm Soo Hyun ketimbang Jae Hee...
    Klo menurut aq big secret nya ada d RS MyungSoo..
    Apakah mgkn klo ayah Hoon pny tugas rahasia membuat suatu formula yg berefek dahsyat, sehingga dperebutkan Utara dan Selatan...dan Hoon adalah kunci untk mendapatkan formula itu...
    Sehingga Utara mengirim Seung Hee untk mdekati Hoon, terlepas dia Jae Hee ato bkn...secara kelemahan Hoon kan JH..
    Yaaa who knowz... ;-)

    BalasHapus
  5. Menurut saya sih sepertinya jae hee masih hidup sebagai seung hee semuaorang taunya dia udah mati dia diumpetin trus jh ilang ingatan si jin soo memperalat jh nah yang orang tuanya jh yang di sns itu bohongan makanya senyumnya gak bener bener kayak bahagia itu cuma akal akalan jinsoo dan jh aja.. Thx ya mbak udah nulis sinosipsisnya di tunggu terus saya udah ketemu ep 8nya sih di youtube cuma masalah di sub titlenya ^^

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungannya chingu,,
habis baca di tunggu commentnya ya..
Hwaiting

 

Drama Oh Drama Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang